Memasuki gerbang perkawinan, berarti memasuki tantangan dan pertualangan baru, yang sama sekali belum tahu medan perang yang harus dihadapi. menebak, mereka, merintis jalan-jalan asing menjadi jalan-jalan sempit yang dikenal untuk melewati hari-hari ke depan.
Hari-hari pertama terasa begtu indah, seakan tiada yang dapat memisahkannya. sabar masih menjadi kata kunci dari semua perbedaan karena rasa kasih sayang masih hangat. Kebersamaan selalu ingin dirasakan, hendak menggayuh bahtera rumah tangga hingga kakek nenek atau sampai maut memisahkan. Tapi jawaban dari semua itu hanya Allah yang tahu.Aroma-aroma masalah selalu membaui penciuman merayu dan menggoda untuk terjebak di di dalamnya.Pengendalian diri untuk bisa saling dewasa, berbagi suka duka, toleransi, saling menghargai akan mudah diwujudkan jika ada saling pengertian antar keduanya, lebih-lebih jika sudah di anugerahkan anak-anak yang lucu pengisi rumah tinggal yang sepi dan hampa.Bagaimana semua teori itu dapat diwujudkan dalam praktek berkeluarga sehari-hari, bertahan dengan semua kesenangan, kebahagian, kedukaan, sakit hati, kepayahan, dan sejuta kata indah dan tidak indah.Dan biduk itu harus di arahkan kemana? aku pun belum tahu jawabannya.Paling tidak pertualangan baru ini sedang berlangsung, dan semua pola tingkah masing-masing sedang diselami.hanya pengertian yang menyelesaikan perbedaan, dan apakah itu mampu kulakukan. InsyAllah jika Allah wa Jalla mengizinkan dang menghimpunnya dalam naungan cinta kasihnNya yang tak bertepi.Amiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar