Setelah sekian lama menanti kehadiran sang kekasih hati di muka bumi ini, akhirnya Allah mengijabah doa, mengirimkan seseorang untukku mengabdi kepadanya.Setelah sekian lama penderitaan atas hinaan, ejekan dan gunjingan orang-orang sekitar akhirnya Allah menyingkirkan itu semua. Setelah sekian lama berpetualang dengan kesendirian dan menikmati kesenangan sendiri saja akhirnya kesendirian itu disudahi dan hari-hari bahagia bersama teman-teman harus dibatasi. Allah telah menakdirkan diriku dengan segala yang ia kehendaki, dan seharusnya dengan ikhlas menerima apa-apa yang menjadi ujian dan cobaan menuju jalanNya. Hanya saja diriku bukanlah seseorang yang mengerti akan semua itu. Terlalu banyak keburukan aku lakukan, dan mungkin Allah azza wa Jalla begitu murka kepadaku. Sungguh aku tidak tahu harus berbuat apa. Kata taubat adalah sesuatu yang dapat dilakukan, tetapi sejauh ini, hanya sedikit saja yang aku perbuat untuk Tuhan.
Dalam perjalanan pernikahan yang baru beberapa saat ini, membuatku kembali berpikir, mengapa Allah baru menjawab doa ku, karena Ia sangat tahu dengan diriku sepenuhnya. aku yang dengan segala kekuranganku berharap bahtera yang ku arungi adalah bahtera Nabi Nuh, yang mengantarkan ku kepada jalan yang telah diterangi oleh Rosulullah dan keluarganya demi tegaknya Islam. Meskinya aku begitu, tapi entahlah apa yang akan terjadi nanti, karena saat ini pun, kadang aku ragu, perasaan cemburu membuatku menjadi berpikir terus menerus dan bersedih.Sedikit demi sedikit kekurangan suamiku terkuak, begitu pula kekuranganku di matanya.Hanya kepada Tuhan aku berserah dan memohon petunjuk,menegarkan hati yang ragu, membuang perasaan cemburu dan memasrahkan dirinya dan diriku kepada Dia. Kiranya Allah tidak berpaling dariku dan mencintaiku selamanya walau aku hanya seorang yang durhaka kepadaNya, tapi aku tak mampu hidup tanpa petunjuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar