Jumat, 23 Desember 2011
Blog pribadi yang mendomisili hati
Mencurahkan segala tanya, mencurahkan segala rasa, mencurahkan everything I have...........ho ho ho, ini tertulis dalam blog ini. Blog yang kubuat khusus untuk diriku sendiri tentang diriku dan orang-orang disekitarku yang berhubungan dengan ku. Tidak ada apapun yang ku miliki kecuali keinginan membuat orang lain bahagia, walau terkadang membuat orang yang bersangkutan tersiksa. Nah berarti itu namanya bukan membahagiakan.............tetapi niat di hati untuk menjadikan orang lain lebih baik dan terbaik.yaa.......mungkin butuh waktu untuk bisa menerima semuanya. sama hal nya dengan diriku yang butuh waktu menerima mereka untuk bisa berubah.Curahan hati ku menghadapi orang-orang di sekitarku hanya kepada Blog ini, untuk langsung mengatakan kepada orangnya sepertinya tidak mungkin. bukan tidak berani, tapi rasa riskan, demi menghadapi privasi seseorang.inilah cerita hidup. cerita yang selalu akan ada dan terus ada selama nyawa masih dihembuskan.
9 bulan usia mu
Dunia kini usianya sudah 9 bulan. Masih panjang langkah kehidupan, tapi tanpa terasa akan berlalu begitu saja. Semoga langkahnya adalah langkah kebenaran yang ditegakkannya di bumi Allah.Seperti layaknya seorang Ali bin abi Thalib yang menegakkan kebenaran, meskipun tekanan dan halangan menghadang tak terhindarkan tapi semangat Ali adalah semangat yang diturunkan oleh sepupunya Rosulullah SAW. Begitulah hendaknya perjuangan hidupmu di masa depan Ali Shabara Zhafiro. Tiada yang lebih membahagiakan ku dan ayahmu kau hidup digaris kebenaran dan berjuang di jalan Allah.Tiada yang lebih membahagiankan kami kecuali kau menjadi manusia yang hanya takut pada Kebenaran Allah. Keinginan ku melahirkanmu tidak untuk mendapat balasan dari seorang anak kepada Orang tuanya. Yang kuianginkan hanyalah Doa mu, untuk meringankan beban dosa kami di akhirat.Memang tidak adil untuk mu, menunaikan tugas ini. kami yang berbuat salah dan dosa-dosa di dunia ini, tapi kau yanag harus meringankan beban itu. Dengan perbuatan baik mu di dunia, Allah akan menjawab dan mengijabah doa-doa mu.
Selasa, 22 November 2011
JIKA MASIH MUNGKIN BERUCAP MAAF
Tidak ada yang perlu dibantah atau diperbaiki, apapun yang dilakukan semua sudah terjadi. Barangkali hanya menunggu waktu kapan amarah akan meledak, tangis akan pecah, dan gempalan tinju akan mendarat di muka orang yang tidak disukainya. Semacam dendam yang mendalam yang diwariskan nenek moyang keturunannya dan dendam itu harus dimuntahkan sehingga tidak menggumpal menjadi darah daging menurun sampai ke keturunan selanjutnya. Tidak mudah uraikan kata maaf tapi kemudian mengulang kembali kesalahan-kesalahan lama, sungguh perbuatan bodoh!, tapi apa mau dikata begitulah adanya.
Kebencian yang bertahun-tahun bersemayam di dalam hati, karena pengkhianatan dan kesetiaan yang tak berbalas sudah tak layak lagi untuk ditumpuk di dalam kamar hati. Hanya akan mengotori jiwa, menyia-nyiakan waktu memikirkannya, lebih baik mengosongkannya untuk ditempati dengan sesuatu yang lain yang menyenangkan hati.Atau juga bahkan memberi ruang baru untuk memaafkan ketidakenakan itu. Bisakah kepercayaan kembali pulih, putih seperti awalnya, dan menempatkan ruang yang paling indah di sudut hati? Namun apa hendak dikata semu itu belum bisa diwujudkan.
Membangun apa yang pernah dibangun, setelah merusaknya, meluluhlantahkah semua yang pernah dibangun bersama, apa mungkin masih ada kesempatan untuk menerima dan diterima seperti sediakala? Rasanya memang sulit. Apa yang harus ku lakukan? Masih adakah kemungkinan berucap maaf dan dimaafkan tanpa tendensi apapun dan dari siapapun? Tidak mengertikah dimensi waktu akan keinginan yang terbentuk oleh fenomena dari bias fatamorgana. Bagaimana memberi dan menerima apa yang tak layak lagi untuk dianggap sebagai keindahan, meskipun semua berawal dari keindahan. Mata telah salah memandang, tapi rasa waktu itu tidak memberi sinyal apapun, hanya senyum yang mengembang menyambutnya, semua terasa berbeda dengan hari ini, hari yang telah membentuk lukisan gelap, hanya kanvas hitam. Kanvas yanag ditaburi cat hitam bukan noda.
Kehilangan dalam bentuk apapun memang menyakitkan, sekecil apapun ia akan menoreh rasa perih. Wajahku boleh menampilkan kecerian dan kegembiaraan yang meluap-luap, tapi luka pun tak mau kuungkapkan dengan wajah kusut masai seumpama tapai, walau semua orang tahu aku dalam duka yang banyak orang pernah mengalaminya, jadi aku tidak sendiri, tapi ini bukan keinginanku. Terkadang ada rasa putus asa yang dalam. Memaafkan adalah kelegaan, kebencian adalah sakit yang dipelihara seperti menjaga mutiara dari mata pencuri, alangkah tidak nyamannya keadaan seperti ini.Entah kapan hati menerima keadaan serupa ini, dan memberi kata maaf, yang sebenarnya kata maaf itu telah lama bersemanyam di lubuk hati.hanya saja belum keluar dari mulut dan disampaikan kepada si pemohon maaf.Barangkali harus banyak belajar dari kegagalan, penderitaan dan kesengsaraan, barulah bisa menjadi bijaksana menyikapi persoalan hidup yang pelik ini. Tapi karena perasaan cinta yang begitu dalam namun terasa perih ketika datang khianat yang telah merobek-robek rasa. Sehingga menjadi sulit menerima kenyataan untuk memaafkan. Tinggallah benci yang begitu dalam. Membungkusnya dalam kemasan kebijaksanaan adalah hal tersulit.
Pernah aku berpikir, ketika rasa menderita itu menikam ulu hatiku, untuk meninggalkan orang-orang yang mengenalku di dunia ini, dan pergi ke negeri yang tak berpenghuni, tapi bukan mati, walau aku tidak takut mati tapi aku belum mau mati.Bumi sepertinya akan runtuh dan sangat tidak berpihak padaku.Tidak kepada siapapun berani kuungkapkan bahwa seseorang yang disayangi, yang pernah berjanji dengan sepenuh cinta yang ia miliki untukku, dengan jelas dan tanpa rasa menghujam belati ke ulu hatiku, persis seperti ketika ia katakana cintanya kepadaku, indah tak terbayangkan, begitu pula ketika ia hujamkan rasa tak sukanya padaku, sakitnya juga tak terbayangkan.Cinta semacam apa yang ia miliki. Mungkinkah ketika ia temukan perempuan di depan matanya berpalinglah ia dari cintanya padaku, dengan gampangnya ia katakan untuk putuskan tali yang telah ia ikat dengan ikatan atas nama Tuhan. Bolehkah aku menyebutnya orang paling kejam. Kesalahan memilihnya sebagai pasangan hidup, kesalahan terlalu cepat menilai ketulusan cintanya.Hanya kepada mu kawan berani kuungkapkan semua resah gelisahku yang hampir menghacurkan hari-hariku. Untung nya Tuhan telah menghadirkan dirimu menjadi teman ku, membesarkan hatiku yang remuk redam, menguatkan nyaliku untuk terus menyala dan melawan getirnya hari-hari yang kulalui . Jika ku sanggup membunuh jiwa raganya akan ku lakukan, sayangnya itu tak mungkin ku sanggupi, biarlah ku serahkan pada Tuhan yang menciptakannya. Hanya yang ku tahu adalah bahwa aku tak sanggup bersamanya, ku tidak mau memaafkannya, dan ku mau ia mati membawa perihnya luka hatiku. “Tuhan lah yang sanggup mencabut nyawanya”, kiranya penderitaanku akan terbang bersama hembusan nafasnya menghadap Sang Pencipta.
Perasaan cinta dan benci memang dua hal yang berbeda, namun kadarnya sama. Perasaan yang membuat aliran darah berhenti mengalir, rasanya seperti mati.rasa yang tidak ada bandingannya. Rasa yang tak terkendali. Rasa yang dikuasai emosi senang dan benci yang membenam dalam di hati pemilik cinta dan benci. Perasaan cinta menimbulkan maaf yang sebesar-besarnya atas apapun yang terjadi, sebaliknya perasaan benci menimbulkan dendam dan marah, melupakan semua keindahan dan kebaikan yang pernah terjadi. Tidak bersisa sedikitpun buah manisnya, yang tinggal Cuma pahit.
Temanku, betapa rumitnya perjalanan cinta itu, tidak terbayangkan olehku ketika perasaan cinta tengah membelai hatiku (yang aku tidak tahu kalau sebenarnya ia sedang menari-nari mempermainkan hatiku yang suci murni belum tercemar oleh cinta apapun) sebenarnya cinta itu pun sedang menyayat hatiku pelan-pelan dan akhirnya sampailah ia ke pusaran air yang paling ganas dan berbahaya, ia menenggelamkan ku dalam kekecewaan dan luka yang dalam. Aku takut aku membenci cinta itu sendiri.Aku takut aku membelenggu diriku sendiri dalam keterpurukan rasa. Aku takut ketegaranku menyimpan kelemahan yang tidak ada obatnya.Walau sebenarnya teman, seharusnya aku bersyukur bahwa Tuhan menyayangiku, Ia beri aku jalan hidup seperti ini, karena Ia sangat tahu diriku. Karena cinta aku menjadi lalai dan ingkar kepadaNya, aku melupakan perasaan cintaku kepadaNya. Aku jarang bahkan tidak pernah lagi berlama-lama bercengkrama denganNya dalam renungan-renungan malam yang panjang, aku benar-benar lupa diri, lupa kepadaNya. Tapi aku tak membuangnya, Ia selalu ada di hatiku. Aku memang manusia sombong, aku manusia hina. Aku sudah menghancurkan diriku dalam cinta dunia yang patamorgana, aku hanya memasuki cinta kepada manusia yang hampa tanpa esensi, Ia menegurku, karena sebelum hari ini aku pernah berdoa kepadaNya, untuk menolongku dari ketersesatan ku, aku selalu memikirkanNya. Dan inilah jawaban permintaan doaku.Aku tahu Ia lebih mengetahui diriku dan niat manusia terhadapku. Sehingga ia beri jalan ini kepadaku, semoga aku beruntung temanku. Sebelum ajal menjemputku semua alur hidup ini telah aku jalani, aroma pahit manis,asam dan hambar telah kucicipi. Cerita hidup telah lengkap untuk diresapi dan dimaknai. Semoga Tuhan penuntun jalanku selalu berpihak kepadaku dan selalu merangkulku dalam cinta dan kasihnya yang dalam. Hanya kepadaNya aku kembali. Walau banyak pengkhianatan aku lakukan, Ia masih menegurku dengan caraNya sendiri. KemurahanNya tanpa pamrih, cintaNya tak bertepi, setiap kegelisahan, kegalauan dan kekacauan terhapus dengan rasaNya yang tidak pernah berpaling.Sekalipun aku merasa Tuhan mendiskriminasikan ku dengan manusia lain, Ia memberikan kelebihan dan keberuntungan kepada orang-orang lain, tapi berbeda denganku. Aku merasa tidak seberuntung orang-orang lain, entah apa rencana Tuhan kepadaKu. Tapi teman, aku yakin Tuhan telah memilihku berbeda dari orang-orang lain, Ia yang tahu aku, Ia ciptakan aku dengan keinginanNya untuk menjadikan aku sesuatu yang berbeda dengan yang lain. Aku menjadi kuat krena Ia menguatkanku dengan keyakinanku kepadaNya.Ia ada dan bersemayam dalam hatiku dan mengalir dalam darahku. Meskipun selalu bertabrakan ketika aku melakukan pengkhiatan kepadaNya, Ia tetap menegurku dan menerimaku kembali padaNya sesuai keinginanku untuk berada di jalanNya dan tak ingin berpisah darinya.
Teman, kau tahu bahwa aku kuat melawan dari sekian banyak gelombang kehidupan, yang pada awalnya aku merasa aku tak sanggup menanggung nya. Kekuatan Tuhan telah menyambar ke seluruh tubuhku, mengayuh hatiku, berjuang melawan dilemma hidup.Beratnya beban hidup dan ancaman hati yang datang silih berganti terasa tidak kuat untuk ditanggung sendiri, tanpa berbagi dengan siapapun. Tahukah kau teman, banyak teman dan kawan-kawan dekat, tapi tidak ada yang tahu bagaimana dilemma hidup sedang menerpaku bahkan keluargaku sendiri tidak tahu apa yang telah terjadi dan sedang kualami di hari-hari panjangku, karena aku memang tidak berkeinginan untuk berbagi kedukaan ataupun penderitaan. Biarlah ini menjadi cerita hidupku, dan berhadapan dengan Tuhanku dengan segala kerelaan dan keridhoanNya. Diakhir hayat, ku membawa semua rasaku dengan ringan, tanpa rasa malu, tanpa kegelisahan.Sambutan maaf dariNya adalah pengharapan terbesar dalam hidupku. Tanpa maafNya aku bagaikan kayu bakar yang hanya akan menjadi abu tanpa kebermaknaan.
Teman, bolehlah kau menertawakan hidupku, aku pasrah, aku ikhlas dengan semua yang terjadi padaku. Akan bagaimana cerita hidupku, aku pun tidak tahu. Terkadang memang aku lelah dengan semua ini, Cuma pasrah yang aku miliki kini, aku hanya akan mengalir bagai air sampai ke tempat yang paling damai yang menampung hidupku.Aku ingin menyatukan lembaran-lembaran yang robek dengan perekat cinta Illahi dan menyimpannya dalam album kehidupan.Ku tulis lagi lembaran-lembaran putih dengan kisah kehidupan baru dalam naungan cinta Illahi Rabbi.
Pangkalpinang, 25 Maret 2010
By Tahya Aminah
ini Ali Shabara Zhafiro sudah berumur 8 bulan
"Bangun tidur ku langsung makan.
Habis makan kulangsung mandi.
Habis mandi ku tolong ibu, mengencingi tempat tidurku"
ini lagu Ali dan mama kalo lagi mandi pagi. tapi bukan untuk mengubah lagu ini, gak ada maksud lah.
biasanya Ali akan ketawa ketiwi mendengarkan lagu ini sambil main air, dan acara mandi pagi pukul 6.00 pagi akan berjalan lancar.
Ini photo Ali bangun tidur. Dia kan suka diphoto.hehehe...........anak ku sayang emang menggemaskan.
Habis makan kulangsung mandi.
Habis mandi ku tolong ibu, mengencingi tempat tidurku"
ini lagu Ali dan mama kalo lagi mandi pagi. tapi bukan untuk mengubah lagu ini, gak ada maksud lah.
biasanya Ali akan ketawa ketiwi mendengarkan lagu ini sambil main air, dan acara mandi pagi pukul 6.00 pagi akan berjalan lancar.
Ini photo Ali bangun tidur. Dia kan suka diphoto.hehehe...........anak ku sayang emang menggemaskan.
masih kisah dalam puisi
Kumpulan puisi lama
Puisi 1
Ada yang terbaru yang bisa dikenal
Tapi ada sesuatu yang tak bisa dipahami
Mencoba berdiri, dan berkata-kata dengan lantang
Menjadi pioneer di negeri asing
Walau sekedar kegombalan yang terlontar.
Perih mendengarnya,
Kaku meneriakannya,
Siapa yang perduli,
Dan tak kan ada yang perduli
Berlari dari mimbar kemunafikan
Berhamburan meninggalkan majelis kesinisan
Andai………………, tak lagi terjual,
Kalau………………, tak lagi laku,
Jika ……………….., tak lagi diucapkan
Pergilah ! aku jenuh!
Pergilah ! aku mual !
Pergilah ! aku bosan !
Puisi 2 (2004)
Dalam dari kandang peraduan
Yang sulit meraba resah
Menepis galau……………
Lupa gemercik air yang menetes……..
Memalung batu padat,
Bertahun-tahun……
Di tengah perenungan panjang
Berzikir………….memaku kekakuan hidup
Bersalawat……….menjejalkan nafsu rindu
Hingga sadar,
Kepalsuan mengatapi nurani
Kedustaan di ujung lidah
Kejujuran seperti dikebiri
Kebajikan seperti bunga layu
Yang sulit ditebarkan………….
Hantam jiwa melerai lusuh
Mengurai tulang-tulang tubuh
Kemanakah kepalaku yang hilang…?
Puisi 3 (2004)
Malam !
Kau terbungkus kabusst pekat
Menemani rembulan di dinding langit
Sembari menggantung harapan esok hari
Bukit, gunung, lembah dan hamparan lautan,
Mengadu resah,
Kepiluan sahabatnya manusia,
Tapi tidak sebaliknya……………
Merambat siang manusia membuka kesialannya
Merampas hak-hak alam, bahkan dirinya sendiri.
Untungnya alam masih mau bersahabat
Mendekap erat cadas kepiluan manusia
Akrab selalu menyapa ramah penghuni bumi.
Jika sahabat mengerti……………
Betapa kasih alam tak bertepi…………
Tanpa pamrih dari siapapun.
Puisi 4 (2004)
Apa yang salah pada generasi ini ?
Mengapa kami tak perduli, jangankan pada yang lain, diri kami sendiri pun tidak dihiraukan. Siapa yang salah ?ayah ibu kami, lingkungan kami, guru-guru kami atau kami sendiri?
Mengapa begitu susah menghanyutkan naluri kami ke sungai peradaban.
Apakah yang salah?
Seperti berada di negeri asing
Suasana yang muram seram, tanpa gemintang- indah menghiasi malam
Biduk generasi hampir berpaling
Kapal sepertinya akan oleng
Sebab penumpang mabuk minuman keras, bukan mabuk laut, tak terkendalikan.
Bau arak menyengat marak, menggelembungkan lambung yang membutuhkan tabung pengganti
Inilah wajah-wajah generasi, anak negeri
Entah apa akan terjadi, jika semuanya tak terkendali
Oh………….Allah pemilik bumi, benarkah jalan kami?
Yang menyesatkan diri demi nama kami di bumi ini.
Oh………...Allah pemilik diri kami neraka apa yang pantas untuk kami?
Tak pantas kami menyebut surga Mu, apalagi menginginkannya
Kamilah generasi perusak ummat
Senang hati kami melihat ummat-ummat tersesat ,Kamilah syaitan itu
Oh……….Allah pemilik alam semesta!
Kami memang buta……….
Kami tak mengerti makna cinta Mu
Yang kami tahu kami tak punya rasa
Oh…………….Allah kekasih kami!
Masih adakah jalan lain menuju Mu?
JIKA BISA KU PERGI ( RUMAH CINTA)
Jika bisa ku pergi ke negeri
Yang tak membelenggu hatiku bertahun-tahun lamanya
Maka aku akan pergi……………..
Sekarang aku hanya pergi sesaat
Dan kemudian kembali
Ke tempat derita itu
Derita yang membelenggu ku bertahun-tahun
Ku dendangkan nyanyi sunyi………..
Di sepanjang jalan penantian
Seperti musafir dan fatamorgana
Yang kehausan di perjalanan
Kemana kebebasan yang ku cari ?
Mengapa aku dibelenggu seperti ini?
Bisakah ku temukan ?
Sungai yang mengaliri air dengan bebas
Masih adakah harapan …………
Berada di rumah cinta yang damai
Rumah kebebasan yang mengungkapkan rasa
Menyatukan jiwa, menyairkan kata
Sehingga ku tak lagi berlari
Mencari persinggahan lain
Sekedar untuk bebas dari belenggu Karena rumah cinta ku telah kutemukan
DUHAI KEMUDAAN
KAU DATANG DENGAN KESENANGAN
DAN PERGI DENGAN KEIKHLASAN
JANGAN BERTANYA KEMANA WAKTU MEMBAWANYA TERBANG
KEMANA JUA DIRI MELANGKAH
BAYANGAN SELALU MENGIKUTI
SEPERTI JANJI MENGIKUTI HATI
(25 FEBRUARI 2005)
MATAHARI !
KEMANAKAH KAU MENGHILANG
KETIKA AKU MENCARI……………..
ADAKAH KAU BERTENGKAR……………………
DIANTARA AWAN ?
MENGINTIP KEBEKUAN HATI YANG BERSEMAYAM DI LEMARI ES.
Sang dosa
Duhai jiwa yang merana!
Yang mematahkan tulang-tulang tubuh
Rapuh sudah hati
Terikat nasib dunia di tangan Mu
Oh nestapa kedukaan
Kemana tuan merangkak
Mencari
Di bumi Mu yang ku injakkan
Sesungguhnya akulah sang dosa
yang memakai pakaian keislaman
Dan berkerudung keimanan
Sementara di hati
Kubiarkan kau sendiri
Galau bukannya menghalau
Kacau datang berganti
Biduk menjadi tak terkendali
Rupa diri yang asli tengadah
Inilah diri yang asli
Menyatakan cinta tak terbukti
Kiranya datang mati
Apakah yang terjadi
Mengeluh sepanjang hari
Tanda tak berterima kasih
Dirilah sang dosa
Tak bisa membawa diri
2005
Selasa, 25 Oktober 2011
Puisi cinta untuk yang tercinta
Tak kan ada yang lebih berarti
ketika yang dicintai begitu mengerti
mengerti tentang semua yang dilalui bersama
mengerti bahwa hari-hari sulit akan terlewati jika dihadapi bersama
tidak ada keinginan untuk saling menyakiti
tidak ada tindakan yang membuat hati berduka
melapangkan dada jika kekhilafan tersebutkan
memaafkan kesalahan, bahkan yang kadang terjadi berulang-ulang
dan duri-duri kehidupan yang menghadang dipangkas bersama
awan hitam yang berarak mengikuti jalan dimohon untuk pergi menjauh...
menjauhlah bergantilah dengan awan cerah yang menaungi hidup kita.
awan hitam yang berarak mengikuti jalan dimohon untuk pergi menjauh...
menjauhlah bergantilah dengan awan cerah yang menaungi hidup kita.
Senin, 24 Oktober 2011
Minggu, 23 Oktober 2011
Selasa, 11 Oktober 2011
Teman-teman yang baik
terima kasih kawan-kawan, telah membantu LKTD 2011, semoga tidak jera n selalu happy. Hanya Tuhan lah yang bisa membalas kebaikan kalian.semoga kita selalu kompak dalam aktivitas dan rasa apapun.
Selasa, 04 Oktober 2011
waktu itu
Sore itu menjelang tenggelamnya matahari, dan burung-burung beterbangan kembali pulang, awanpun berarak menyatu dengan datangnya pekat malam . Kesunyian magrib membungkam rasa terasa semakin hampa, pilu menyelimuti luka, nelangsa jiwa bercampur kegalauan.Hanya kepada Nya keluh kesah jiwa diadukan, karena manusia tak dapat membendung dukanya sendiri.Terlalu rumit hidup ini, terlalu pelik dilema-dilema yang hinggap di hidup manusia. Bila bisa ku raih ketenangan, kedamaian, kesenangan, dan berjuta rasa indah, mungkin cerita akan menjadi lain. Tidak akan ada prahara dimana-mana, dan juga tidak akan ada variasi hidup. Tapi ujian-ujian itu terkadang tak sanggup untuk dijawab, entah bagaimana harus mengatasinya. Pertahanan sabar terkadang pun hampir jebol oleh kekesalan dan kekecewaan yang entah pada siapa kekecewaan itu ditujukan. Seolah tidak percaya bahwa Tuhan telah merencanakan seluruh hidup ini, tapi bukankah, kita dianjurkan untuk berbuat dan berusaha sebelum takdir benar-benar sampai ke hadapan kita. Sungguh tak dapat dipungkiri perasaan tidak puas dan tidak sabar merasuki hati. Usaha demi usaha telah dilakukan untuk mengisi dan mengubah hidup menjadi lebih baik dari hari ini, namun apa hendak dikata, manusia berencana Tuhan jua yang menentukan, hanya pasrah yang dapat dilakukan.
Sambil menunggu bergulirnya waktu dan angin berhembus menyegarkan panasnya hati di tepian penantian tak berujung.Dengan segala cibiran dan hinaan yang tidak berhenti seperti tidak berhentinya masa penantian. Kemana sebenarnya nasib membawa perasaan, apakah ke lautan luas, ke langit ke tujuh, atau ke hutan belantara yang liar?Bernafas pun menjadi tersengal-sengal dalam gendongan hari-hari yang tak jelas arahnya.Seperti lembayung merah di tepian langit di atas lautan, sendu sahdu, antara kepiluan, kesedihan, keperihan dan berjuta kata merana yang tak berkesudahan. Semoga sore yang sahdu menawarkan janji baru yang menempati ruang realita, harapan dan bukan patamorgana, seperti hari-hari lalu.
Betapa indah khayalan sore, menari-nari di ujung mata, pikiran melayang menerobos masa beberapa tahun ke depan, seumpama reinkarnasi, seolah ingin berada di zaman sebelum dan sesudah kematian.Entahlah hidup menjadi sangat ragu, apakah benar atau salah.Mungkin khayalan ini akan membantu melunakkan suasana yang begitu tegang, terkadang sangat bahagia, tapi terkadang sangat berduka seperti saat ini.Menoleh kebelakang, memutar semua kejadian seolah kejadian hari ini yang menjadikan hati begitu nelangsa tidak ada, yang ada adalah variasi indah dan buruk datang dan pergi seiring berlangsungnya waktu.
Kemulian hati
Sesekali jiwa merasa terbang melayang, memimpikan keindahan dan kenyamanan hidup yang tergantikan. Tapi dilain waktu ruh pun terasa terbang meninggalkan jasad dan terbaring kaku sambil memimpikan betapa hidup di dunia tidak memberikan kepuasan untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagian batin. Betapa jiwa ingin melakukan kehendak Tuhan Allah azza wa jalla dan tak henti-hentinya menyesali, mengapa telah menyia-nyiakan waktu yang sebentar ini hanya untuk melakukan aktivitas dunia dan melupakan aktivitas yang mengajak kepada akhirat sebagai tujuan akhir.Sungguh penyesalan datangnya belakangan.
Kiranya masih ada hari esok yang diberikan Allah untuk memperbaiki diri, membagi hati dengan Ruhani yang sepi. Biar indah dan gembira jiwa ini melangkahkan kaki di bumi karena hidup seimbang dunia dan akhirat.Kekayaan dunia adalah alat mengantarkan diri ke tempat damai di akhirat. walau terkadang harta dunia menyilaukan mata dan membuat lupa tujuan mulia. Syetan telah menggoda untuk mencarinya sekuat tenaga dan melupakan "membagikannya kepada yang membutuhkan" seakan perasaan rugi karena telah berjuang keras meraihnya, selalu saja godaan itu datang ketika harta telah di tangan. Kiranya Tuhan melimpahkan kemurahan hati untuk senantiasa ikhlas memberi dan berbagi.
Rabu, 21 September 2011
Selasa, 09 Agustus 2011
Minggu, 24 Juli 2011
Menyedihkan
Nasibmu tidak seindah orang lain. Itulah takdir yang telah digariskan Tuhan. Apa hendak dikata, air matapun tiada dapat mengubah semuanya, hanya doa dan harapan kepadaNya Tuhan yang telah menentukan takdir saja yang dpat membantu mengubahnya.Keinginan untuk bersama selamanya, ternyata harus kandas. tapi harapan untuk kembalibbersama masih ada. Hati hancur berkeping-keping. nasib belahahan jiwaku menjadi sangat menyedihkan. Sungguh tidak adil, tapi itulah keadilan ditangan manusia, tidak mengindahkan norma-norma keadilan. Hanya Engkaulah Tuhanku yang mampu berlaku Adil. Kiranya Engkau beri jalan terang, kehidupan yang membahagiakan setelah kesedihan yang memukul jiwa ku dan belahanjiwaku. Sungguh tak kusangka dan tak kuduga kesedihan ini menimpa mu anakku. semoga kita berdua kuat menjalaninya. Amiin.
Rabu, 25 Mei 2011
Senin, 25 April 2011
Belahan jiwa ku telah hadir di dunia
kedatangan mu ke dunia ini, sudah sangat ku harapkan. Kepenasaranan ku telah terjawab. Bahwa tenyata aku bisa memiliki mu duhai belahan jiwaku.
Tiada yang lebih bahagia, kecuali melihat mu tersenyum, meskipun senyum mu bukan untuk kami orang tua mu. anak ku, belahan jiwaku apa yang menjadi harapan kami orang tua mu adalah yang terbaik buat agama, bangsa dan dirimu sendiri. kamu harus setegar batu karang, seperti tegarnya bunda mu ini menghadapi cobaan dan rasa perih saat dirimu masih di dalam kandungan. Cobaan hidup memang pasti datang dan akan selalu ada dalam hidup kita. Tahu kah kau anakku, demi kamu, aku bunda mu menjadi kuat meskipun lemah, dan harus berani serta tegar dalam kondisi apapun. sebab cobaan hanyalah persinggahan belaka. dan kita akan melaluinya dengan sabar dan tawakal meski banyak hal yang kita tidak tahu ternyata telah kita lakukan.
Minggu, 13 Februari 2011
Jumat, 28 Januari 2011
Foto Z'tvy Tari Blyyue - Birthday Mom Empi 27Januari 2011
Foto Z'tvy Tari Blyyue - Birthday Mom Empi 27Januari 2011: "- Sent using Google Toolbar"
Selasa, 25 Januari 2011
Rasa ini
Sore itu menjelang tenggelamnya matahari, dan burung-burung beterbangan kembali pulang, awanpun berarak menyatu dengan datangnya pekat malam . Kesunyian magrib membungkam rasa terasa semakin hampa, pilu menyelimuti luka, nelangsa jiwa bercampur kegalauan.Hanya kepada Nya keluh kesah jiwa diadukan, karena manusia tak dapat membendung dukanya sendiri.Terlalu rumit hidup ini, terlalu pelik dilema-dilema yang hinggap di hidup manusia. Bila bisa ku raih ketenangan, kedamaian, kesenangan, dan berjuta rasa indah, mungkin cerita akan menjadi lain. Tidak akan ada prahara dimana-mana, dan juga tidak akan ada variasi hidup. Tapi ujian-ujian itu terkadang tak sanggup untuk dijawab, entah bagaimana harus mengatasinya. Pertahanan sabar terkadang pun hampir jebol oleh kekesalan dan kekecewaan yang entah pada siapa kekecewaan itu ditujukan. Seolah tidak percaya bahwa Tuhan telah merencanakan seluruh hidup ini, tapi bukankah, kita dianjurkan untuk berbuat dan berusaha sebelum takdir benar-benar sampai ke hadapan kita. Sungguh tak dapat dipungkiri perasaan tidak puas dan tidak sabar merasuki hati. Usaha demi usaha telah dilakukan untuk mengisi dan mengubah hidup menjadi lebih baik dari hari ini, namun apa hendak dikata, manusia berencana Tuhan jua yang menentukan, hanya pasrah yang dapat dilakukan.
Sambil menunggu bergulirnya waktu dan angin berhembus menyegarkan panasnya hati di tepian penantian tak berujung.Dengan segala cibiran dan hinaan yang tidak berhenti seperti tidak berhentinya masa penantian. Kemana sebenarnya nasib membawa perasaan, apakah ke lautan luas, ke langit ke tujuh, atau ke hutan belantara yang liar?Bernafas pun menjadi tersengal-sengal dalam gendongan hari-hari yang tak jelas arahnya.Seperti lembayung merah di tepian langit di atas lautan, sendu sahdu, antara kepiluan, kesedihan, keperihan dan berjuta kata merana yang tak berkesudahan. Semoga sore yang sahdu menawarkan janji baru yang menempati ruang realita, harapan dan bukan patamorgana, seperti hari-hari lalu.
Betapa indah khayalan sore, menari-nari di ujung mata, pikiran melayang menerobos masa beberapa tahun ke depan, seumpama reinkarnasi, seolah ingin berada di zaman sebelum dan sesudah kematian.Entahlah hidup menjadi sangat ragu, apakah benar atau salah.Mungkin khayalan ini akan membantu melunakkan suasana yang begitu tegang, terkadang sangat bahagia, tapi terkadang sangat berduka seperti saat ini.Menoleh kebelakang, memutar semua kejadian seolah kejadian hari ini yang menjadikan hati begitu nelangsa tidak ada, yang ada adalah variasi indah dan buruk datang dan pergi seiring berlangsungnya waktu.
Langganan:
Postingan (Atom)