Senin, 29 Juni 2009

PUISI "JALAN PULANG"

Berkelana hati ke negeri tak bertuan
Mencari jejak di ruang hampa
singgah di gubuk harap
sambil menatap rinai hujan
dan kembali ke rumah bertuankan cinta dan damai
memotret keajaiban dari setiap bentang kehidupan
Perkelanaan belum akan usai
Menunggu dengan jiwa yang terbang, mengurai kegemingan di awan raya
meramu lembayung dengan pertapaan seorang hamba yang mencinta kesahajaan
Dan tatapan kesejukan nan sahdu di jelaga rasa yang tak berpaling dari keperdulian hati
Menetapkan pilihan dalam rasa yang dalam untuk untaikan sebait kata merindu pada Nya.
Kegaiban yang menggetarkan, tuk bertemu pemilik rumah cinta dan damai. Dan menepikan harap di parkiran pengampunan. Jalan pulang kepadaNya yang tak pernah usai.
Duri yang berjejer dan membentang
Batu-batu cadas dan kerikil terhampar tak teratur, menorehkan luka di telapak kaki pengembara
Kemana sesungguhnya jalan menuju rumahNya?
Jalan pulang tanpa kendala yang mustahil
Kepulangan pengembara dengan uraian air mata dosa dan kehinaan
Meletakkan harap pada pengampunan
memulai perjalanan dengan ketulusan dan keikhlasan
(puisi pengaduan rasa)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar