Senin, 23 November 2015

Keajaiban keindahan

          Tidak mudah menjadi seorang yang indah secara batiniah, kalau secara lahiriah itu sudah lumrah bahkan pantasnya bersyukur dilahirkan dengan fisik yang indah. Di era modern memperindah yang tidak indah adalah hal mudah selama ada niat ada uang dan ada tenaga ahlinya. itu mah oke wae. Yang jadi masalah bagaimana memperindah perilaku, ucapan dan hati. Keindahan yang hakiki, yang disenangi Allah SWT dan RosulNya. Ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mungkin niat ada tetapi lingkungan tidak mendukung, ada saja yang memprovokasi untuk kembali berkutat dengan pergunjingan terutama dikalangan komunitas baik pria maupun wanita. Diperlukan telingan yang kebal mendengarkan sindiran orang lain kalau kita dianggap berubah. Perlu kekuatan hati untuk tidak terikut dengan perilaku (baca: kebiasaan ) lama.Perlu mata yang kabur untuk melihat yang tidak pantas untuk dilihat. Semua butuh perjuangan demi memperjuangkan sebuah keindahan hakiki. keindahan yang menyejukkan hati, tapi menyiksa hati-hati yang tidak menyukai kehakikian itu sendiri. 
         Pergolakan akan datang dari sudut mana saja, khususnya yang berasal dari diri sendiri, karena merasa berubah menjadi baik lantas pongah kepada orang lain dan lingkungan, mengkultus diri kita sebagai orang yang indah dan soleh/solehah yang menjadi kecintaan Allah.  satu point  riya yang lumayan menghanguskan amal perbuatan. Titik yang paling layak mematahkan jaringan pahala adalah merasa indah dan baik dengan menjelekkan dan turut menggunjing orang-orang yang bertentangan dengan kesolehan kita, dan beradu argumen bahkan berdebat hanya untuk membenarkan apa yang telah kita lakukan. .......Ah ternyata ada saja hal yang membuat kita tetap tidak bisa menjadi indah. Indah yang tidak terbantahkan. Indah yang menjadi dasar budi pekerti. Indah yang seharusnya menetap di hati yang terbuat dari darah, Indah yang meluluhkan kepongahan dunia. karena biasanya indah selalu dapat  meluluhkan hati laki-laki jatuh ke kesempurnaannya sebagai hamba Tuhan atau bahkan jatuh ke kenistaannya sebagai hamba Tuhan. Begitu besar "dampak keindahan", yang membuat semua mata mejadi terperangah dan hati menjadi rapuh atau sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar