Selasa, 25 Oktober 2011

Puisi cinta untuk yang tercinta

Tak kan ada yang lebih berarti
ketika yang dicintai begitu mengerti
mengerti tentang semua yang dilalui bersama
mengerti bahwa hari-hari sulit akan terlewati jika dihadapi bersama
tidak ada keinginan untuk saling menyakiti
tidak ada tindakan yang membuat hati berduka
melapangkan dada jika kekhilafan tersebutkan
memaafkan kesalahan, bahkan yang kadang terjadi berulang-ulang
dan duri-duri kehidupan yang menghadang dipangkas bersama
awan hitam yang berarak mengikuti jalan dimohon untuk pergi menjauh...
menjauhlah bergantilah dengan awan cerah yang menaungi hidup kita.

Senin, 24 Oktober 2011

Minggu, 23 Oktober 2011

liburan ke pantai,ngerefresh otak




Makan jagung bakar.........................

Selasa, 11 Oktober 2011

Melepas lelah, photo dulu ah................

Chaiya-chaiya Ala ibu/bapak pelatihan


Teman-teman yang baik

terima kasih kawan-kawan, telah membantu LKTD 2011, semoga tidak jera n selalu happy. Hanya Tuhan lah yang bisa membalas kebaikan kalian.semoga kita selalu kompak dalam aktivitas dan rasa apapun.

Selasa, 04 Oktober 2011

waktu itu


Sore itu menjelang  tenggelamnya matahari, dan burung-burung beterbangan kembali pulang, awanpun berarak menyatu dengan datangnya pekat malam . Kesunyian magrib membungkam rasa terasa semakin hampa, pilu menyelimuti luka, nelangsa jiwa bercampur kegalauan.Hanya kepada Nya keluh kesah jiwa diadukan, karena manusia tak dapat membendung dukanya  sendiri.Terlalu rumit hidup ini, terlalu pelik dilema-dilema yang hinggap di hidup manusia. Bila bisa ku raih ketenangan, kedamaian, kesenangan, dan berjuta rasa indah, mungkin cerita akan menjadi lain. Tidak akan ada prahara dimana-mana, dan juga tidak akan ada variasi hidup. Tapi ujian-ujian itu terkadang tak sanggup untuk dijawab, entah bagaimana harus mengatasinya. Pertahanan sabar terkadang pun hampir jebol oleh kekesalan dan kekecewaan yang entah pada siapa kekecewaan itu ditujukan. Seolah tidak percaya bahwa Tuhan telah merencanakan seluruh hidup ini, tapi bukankah, kita dianjurkan untuk berbuat dan berusaha sebelum takdir benar-benar sampai ke hadapan kita. Sungguh tak dapat dipungkiri perasaan tidak puas dan tidak sabar merasuki hati. Usaha demi usaha telah dilakukan untuk mengisi dan mengubah hidup menjadi lebih baik dari hari ini, namun apa hendak dikata, manusia berencana Tuhan jua yang menentukan, hanya pasrah yang dapat dilakukan.
                Sambil menunggu bergulirnya waktu dan angin berhembus menyegarkan panasnya hati di tepian penantian tak berujung.Dengan segala cibiran dan hinaan yang tidak berhenti seperti tidak berhentinya masa penantian. Kemana sebenarnya nasib membawa perasaan, apakah ke lautan luas, ke langit  ke tujuh, atau ke hutan belantara yang liar?Bernafas pun menjadi tersengal-sengal dalam gendongan hari-hari yang tak jelas arahnya.Seperti lembayung merah di tepian langit di atas lautan, sendu sahdu, antara kepiluan, kesedihan, keperihan dan berjuta kata merana yang tak berkesudahan. Semoga sore yang sahdu menawarkan janji baru yang menempati ruang realita, harapan dan bukan patamorgana, seperti hari-hari lalu.
                Betapa indah khayalan sore, menari-nari di ujung mata, pikiran melayang menerobos masa beberapa tahun ke depan, seumpama reinkarnasi, seolah ingin berada di zaman sebelum dan sesudah kematian.Entahlah hidup menjadi sangat ragu, apakah benar atau salah.Mungkin khayalan ini akan membantu melunakkan suasana yang begitu tegang, terkadang sangat bahagia, tapi terkadang sangat berduka  seperti saat ini.Menoleh kebelakang, memutar semua kejadian seolah kejadian hari ini yang menjadikan hati begitu nelangsa  tidak ada, yang ada adalah variasi indah dan buruk datang dan pergi seiring berlangsungnya waktu.

Kemulian hati

          Sesekali jiwa merasa terbang melayang, memimpikan keindahan dan kenyamanan hidup yang tergantikan. Tapi dilain waktu ruh pun terasa terbang meninggalkan jasad dan terbaring kaku sambil memimpikan betapa hidup di dunia tidak memberikan kepuasan untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagian batin. Betapa jiwa ingin melakukan kehendak Tuhan Allah azza wa jalla dan tak henti-hentinya menyesali, mengapa telah menyia-nyiakan waktu yang sebentar ini hanya untuk melakukan aktivitas dunia dan melupakan aktivitas yang mengajak kepada akhirat sebagai tujuan akhir.Sungguh penyesalan datangnya belakangan.
           Kiranya masih ada hari esok yang diberikan Allah untuk memperbaiki diri, membagi hati dengan Ruhani yang sepi. Biar indah dan gembira jiwa ini melangkahkan kaki di bumi karena hidup seimbang dunia dan akhirat.Kekayaan dunia adalah alat mengantarkan diri ke tempat damai di akhirat. walau terkadang harta dunia menyilaukan mata dan membuat lupa tujuan mulia. Syetan telah menggoda untuk mencarinya sekuat tenaga dan melupakan "membagikannya kepada yang membutuhkan" seakan perasaan rugi karena telah berjuang keras meraihnya, selalu saja godaan itu datang ketika harta telah di tangan. Kiranya Tuhan melimpahkan kemurahan hati untuk senantiasa ikhlas memberi dan berbagi.