Kamis, 15 Oktober 2009

Babelku yang merana

         Apa yang mesti dikata, inilah kenyataannya. Tidak dapat dipungkiri Alam Bangka-Belitung porak poranda walau hanya beberapa persennya saja, jika dibiarkan akan hancur juga. Apa mau dikata semua serba salah, karena ini juga bagian dari mata pencaharian masyarakat setelah perkebunan lada diabaikan begitu saja, juga karena banyak hal yang membuat masyarakat meninggalkan perkebunan mereka.Harga pupuk yang tak sanggup ditanggung lagi oleh petani, belum lagi harga lahan perkebunan yang dihargai cukup tinggi untuk pertambangan timah inconvensional walau sebenarnya sipatnya insidental, namun karena mengiurkan lahan yang tadinya produktif bagi perkebunan lada lepas juga ke tangan para insiyur pertambangan (istilah bagi penambang timah inkonvensional).Inilah salah satu wilayah di Bangka-Belitung yang terdapat mutiara hitam idaman masyarakat itu :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar