Jumat, 16 Oktober 2009
Kamis, 15 Oktober 2009
Babelku yang merana
Apa yang mesti dikata, inilah kenyataannya. Tidak dapat dipungkiri Alam Bangka-Belitung porak poranda walau hanya beberapa persennya saja, jika dibiarkan akan hancur juga. Apa mau dikata semua serba salah, karena ini juga bagian dari mata pencaharian masyarakat setelah perkebunan lada diabaikan begitu saja, juga karena banyak hal yang membuat masyarakat meninggalkan perkebunan mereka.Harga pupuk yang tak sanggup ditanggung lagi oleh petani, belum lagi harga lahan perkebunan yang dihargai cukup tinggi untuk pertambangan timah inconvensional walau sebenarnya sipatnya insidental, namun karena mengiurkan lahan yang tadinya produktif bagi perkebunan lada lepas juga ke tangan para insiyur pertambangan (istilah bagi penambang timah inkonvensional).Inilah salah satu wilayah di Bangka-Belitung yang terdapat mutiara hitam idaman masyarakat itu :
Selasa, 13 Oktober 2009
Jenuh dan semangat
Kemana harus membuang kejenuhan yang bersemayam di pusara hati yang mengguncang lara dan meluluh lantahkan semangat. Mengapa mesti ada 'jenuh', bukan kekaraman dari satu perjalanan impian dengan sebuah pelayaran, tapi semangat yang menggebu tanpa ujung dan tanpa batas waktu sehingga kelelahan melalap tubuh seperti api melalap benda dihadapannya.Begitulah kejenuhan hari ini adalah gumpalan kejenuhan hari-hari lalu yang belum terobati dengan istirahat otak dan tubuh. Namun jika otak dan tubuh diistirahatkan lebih lama akan kakulah ia, dan berlari pulalah semangat, dan jenuh pun akan hinggap pada sayap-sayap kekecewaan.
Senin, 05 Oktober 2009
Langganan:
Postingan (Atom)